Sebelumnya kita kenali dulu reaksi kimia. Pada umumnya kita
mengenal reaksi kimia berlangsung satu arah. Misalnya peristiwa perkaratan besi. Besi bereaksi
dengan oksigen membentuk karat besi. Reaksi akan terus berlangsung dan akan
berhenti bila besi habis dan berubah semua menjadi karat besi. Sedangkan karat besi yang terbentuk tidak dapat berubah
kembali menjadi besi. Reaksi kimia tersebut dapat digambarkan dalam persamaan
reaksi berikut ini:
Fe + O2 à
Fe2O3
Reaksi seperti perkaratan besi diatas dikenal dengan istilah
reaksi berkesudahan.
Sebagian besar reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari
adalah reaksi berkesudahan. Tetapi tidak semua reaksi kimia berjalan satu arah.
Ada juga reaksi yang berlangsung dua arah.
Reaksi kimia dikatakan berjalan dua arah apabila dalam
reaksi tersebut, produk (hasil reaksi) dapat berubah menjadi reaktan kembali.
Kok bisa?
Bisa saja. Coba perhatikan reaksi kimia terjadinya
fotosintesis dan respirasi. Pada peristiwa fotosintesis, reaksi kimia yang
terjadi adalah:
H2O + CO2 à
C6H12O6
+ O2
Sementara pada peristiwa respirasi/pernapasan, reaksi kimia
yang terjadi adalah:
C6H12O6 + O2 à
H2O + CO2
Kalau diperhatikan dua reaksi diatas adalah reaksi yang
saling berkebalikan. Keduanya bisa ditulis sebagai berikut,
H2O + CO2
ßà C6H12O6 + O2
Reaksi seperti diatas disebut reaksi bolak balik
OK sekarang pembicaraan kita fokus pada reaksi bolak balik.
Di laboratorium, gas amoniak (NH3) dapat dibuat dengan
mereaksikan gas nitrogen (N2) dan gas hidrogen (H2) sebagaimana reaksi berikut:
N2 + H2 à NH3
Tetapi gas NH3 yang sudah terbentuk dapat terurai kembali
menjadi gas nitrogen (N2) dan gas hidrogen (H2) sebagaimana reaksi berikut:
NH3 à
N2 +
H2
Kedua reaksi diatas dapat berlangsung bersamaan sehingga
dapat ditulis dalam persamaan reaksi:
N2 + H2 ßà NH3
Dengan kata lain, reaksi diatas berlangsung bolak-balik. Reaksi
ke kanan adalah reaksi pembentukan gas amonia (NH3). Sedang reaksi ke kiri
adalah reaksi penguraian gas amonia (NH3). Fenomena penting dalam reaksi bolak
balik adalah:
1.
Pada awal reaksi, reaksi pembentukan gas amonia
berlangsung sangat cepat. Setelah itu kecepatan reaksi berangsur-angsur
berkurang. Sebaliknya reaksi penguraian gas amonia berlangsung sangat lambat
dan berangsur-angsur bertambah kecepatannya. Hingga suatu ketika kecepatan
reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri. Keadaan seperti ini dinamakan keadaan
setimbang.
2.
Pada reaksi ini reaktan akan terbentuk kembali
sehingga tidak pernah habis. Sehingga dalam berbagai keadaan di dalam sistim selalu
ada campuran gas N2, H2 dan NH3.
3.
Komposisi gas-gas tersebut dalam keadaan
setimbang (pada suhu tetap dan tidak ada pengurangan dan penambahan
konsentrasi) tidak berubah.
Hubungan sederhana antara
konsentrasi produk dan reaktan dinyatakan dalam hukum kesetimbangan yang
berbunyi :
Perbandingan hasil kali
konsentrasi produk reaksi yang dipangkatkan dengan koefisiennya terhadap hasil
kali konsentrasi pereaksi yang dipangkatkan dengan koefisiennya adalah tetap.
Pada reaksi:
N2 + 3H2
ßà 2NH3
[NH3]2
= K
[N2] [ H2]3
K bernilai tetap bila suhu sistim
tidak berubah. K ini dikenal dengan tetapan kesetimbangan.
Ada dua macam tetapan
kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan yang diperhitungkan dari komposisi
konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi dikenal sebagai Kc. Sedangkan
tetapan kesetimbangan yang diperhitungkan dari tekanan parsial zat-zat yang
terlibat dalam reaksi dikenal sebagai Kp.
Formulasi Kp untuk reaksi
pembentukan gas amonia diatas adalah sebagai berikut:
[PNH3]2
= K
[PN2] [ PH2]3
Dimana PNH3 adalah
tekanan parsial NH3 ; PN2 adalah tekanan parsial N2
dan PH2 adalah tekanan
parsial gas H2
Bagaimana cara menentukan harga
tetapan kesetimbangan?
Perhatikan soal berikut ini:
Sebanyak 10 mol gas N2
dicampurkan dengan 40 mol gas H2 dalam suatu ruangan 10 liter
kemudian dipanaskan pada suhu 427 C sehingga bereaksi membentuk NH3
menurut reaksi kesetimbangan :
N2 + 3H2 --> 2NH3
N2 + 3H2 --> 2NH3
Dalam keadaan setimbang, terbentuk
10 mol NH3. Apabila tekanan total campuran pada keadaan setimbang
adalah 230 atm. tentukanlah harga tetapan kesetimbangan!
N2 + 3H2 --> 2NH3
N2 + 3H2 --> 2NH3
Mula-mula
|
10 mol
|
20 mol
|
|
Reaksi
|
5 mol
|
15 mol
|
10 mol
|
Setimbang
|
5 mol
|
5 mol
|
10 mol
|
Menentukan Kc
[NH3]2
= Kc
[N2] [ H2]3
Untuk menentukan tetapan
kesetimbangan (Kc) komposisi yang digunakan adalah komposisi zat-zat dalam
keadaan setimbang.
[NH3] = 10/10 = 1M
[N2] = 5/10 = 0,5 M
[ H2] = 5/10 = 0,5 M
[1]2
= 16
[0,5] [ 0,5]3
Sedangkan tetapan kesetimbangan (Kp) yang diperhitungkan
dari tekanan parsial gas adalah sebagai berikut;
Kita harus menentukan tekanan parsial masing-masing gas. Untuk
menghitung tekanan parsial kita harus menghitung jumlah total mol zat-zat yang
terlibat reaksi. Dalam hal ini dengan cara menjumlahkan mol gas N2, H2 dan NH3 dalam
keadaan setimbang = 5 + 5 + 10 = 20. Kemudian menghitung fraksi mol masing-masing
gas (XN2; XH2 dan XNH3).
Fraksi mol = mol gas/ mol total gas dalam kesetimbangan
XN2 = 5/20 = 0,25
XH2 = 5/20 = 0,25
XNH3 = 10/20 = 0,5
Selanjutnya menghitung tekanan parsial masing-masing gas. Tekanan
parsial gas diperoleh dengan cara mengalikan fraksi mol gas dengan tekanan
total.
(PNH3) =
0,5 x 230 = 115
( PN2 ) = 0,25 x 230 = 57,5
( PH2) = 0,25 x 230 =
57,5
(115)2
Kp = = 0,0012
( 57,5
)( 575)3
untuk lebih lengkapnya, bisa klik di sini
oi... ada sedikit kesalah pada soal. Tertulis pada soal: sebanyak 10 mol gas N2 dicampur dengan 40 mol gas H2. Seharusnya;
BalasHapussebanyak 10 mol gas N2 dicampur dengan 20 mol gas H2
maaf baru diketahui setelah diposting