Sabtu, 05 Mei 2012

Anda dan Prioritas Hidup



Pernah berbincang-bincang dengan seorang koki atau juru masak? Pernah berbincang-bincang dengan seorang penulis, pesolek, shopingholic, atau seorang perokok? Kalau pernah (meski tidak semuanya) tentu anda bisa merasakan bahwa diantara mereka itu ada perbedaan yang mendasar.  Gaya bicara mereka mungkin sama. Penampilan juga mungkin sama. Tetapi ada yang tidak sama diantara mereka yaitu yang selalu mereka pikirkan. Yang mereka anggap penting dalam hidup mereka.
Kita namakan itu prioritas hidup.  Setiap orang memiliki prioritas hidup yang berbeda, dan itu membuat mereka menganggap penting hal-hal yang tidak dianggap penting oleh orang lain. Seorang perokok menganggap penting rokok sedang seseorang yang   hobi berkebun akan menganggap penting benih tanaman atau pupuk. Hei, tidak nyambung ya.
Yang pasti, karena setiap orang itu memiliki prioritas yang berbeda, maka cara berpikir, sikap dan perilaku orang  akan berbeda satu dengan lainnya. Lihat deh orang-orang yang ada di sekeliling anda, dan bandingkan dengan anda. Tidak sama kan? Perhatikan teman anda yang seorang penulis. Bagi anda menulis adalah pekerjaan yang (boleh) dilakukan hanya kalau anda punya waktu luang. Sementara bagi teman anda tidak demikian. Menulis itu adalah kebutuhan. Jadi harus dialokasikan waktu untuk melakukannya. Dia tidak lagi menganggapnya  sebagai sebuah hobi. Dia lakukan itu sebagai sesuatu yang penting dan harus dilakukan dalam kesehariannya.
Penting. Satu kata ini memang luar biasa. Bila dia sudah tertanam kuat dalam pemikiran seseorang,  ia akan mengarahkan orang tersebut  untuk melakukan sesuatu. Semakin kuat ia tertanam, semakin kuat pula  arahannya.
Sederhananya kurang lebih begini. Anda merasa perempuan, seorang istri, seorang ibu dan seorang karyawan. Anda memiliki suami, anak dan rekan-rekan sejawat.  Kondisi teman-teman anda tidak jauh berbeda dengan anda. Mereka jugaseorang istri, seorang ibu dan seorang karyawan. Tapi anda merasa berbeda dengan mereka. Ada teman anda yang masih sempat ikut fitness bahkan renang setiap minggu. Anda tidak. Ada lagi teman anda yang mengambil kursus bahasa Inggris seminggu dua kali. Ada lagi teman anda yang menjadi pengurus kegiatan social dikampungnya. Sementara anda tidak.  Anda merasa tidak punya waktu untuk melakukan semua itu. Anda merasa waktu anda habis untuk mengurus suami, anak-anak serta pekerjaan rumah yang lain. Anda menganggap kondisi yang berbedalah yang membuatnya begitu.  Teman-teman anda lebih beruntung karena punya fasilitas, karena suaminya begini atau karena anaknya  begitu.
Menurutku  hal  itu tidak sepenuhnya benar. Yang menjadi pembeda antara anda dan teman anda adalah prioritas hidup. Mereka memprioritaskan sesuatu yang bukan menjadi prioritas bagi anda. Sementara anda memprioritaskan sesuatu yang tidak mereka prioritaskan. Apakah anda salah dan mereka benar? Tidak! Apakah anda benar dan mereka salah? Juga tidak. Yang salah adalah bila anda berpikir semua itu terjadi karena teman anda diuntungkan oleh keadaan sedang anda tidak.
Sekali lagi keadaan itu bisa diciptakan. Siapa yang menciptakan? Kita. Dengan cara bagaimana? Ya dengan cara menentukan prioritas hidup. Mengapan Hellen Keller menjadi sangat terkenal dan menjadi tokoh legendaris padahal ia terlahir sebagai seorang yang buta tuli sejak ia masih kecil.  Anda bisa bayangkan betapa susah hidup yang ia jalani dengan kondisi yang sangat terbatas seperti itu. Tapi faktanya ia menjadi orang yang sangat terkenal karena kecerdasannya, karena kearifannya. Ia menulis banyak buku dan mencerahkan banyak orang. Kisahnya bisa anda baca di sini  Apakah anda masih berfikir kondisi  lebih berpihak kepada dia dari pada anda? 
Maka, kenalilah prioritas diri anda. Prioritas ini akan menentukan kemana anda akan menuju titik akhir hidup anda.  Kalau anda merasa yakin  prioritas anda sudah benar dan anda bertekad untuk mempertahankannya, ya silahkan. Biarkan orang lain yang sudah nyaman dengan prioritas hidup mereka menjalani kehidupannya. Gak usah juga mengkambinghitamkan situasi kondisi   kalau dalam perjalanannya mereka mendapatkan lebih dari apa yang kita dapatkan.
Apa yang kita peroleh nanti sangat tergantung dari apa yang kita prioritaskan hari ini.


                                                                                                                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar